Kamis, 02 Juli 2015

TINGGI ANTENA ORARI...?


Musibah yang terjadi atas Pesawat HERCULES, telah banyak mengundang Masalah tentang Regulasi dan salah satu diantaranya adalah Tinggi Antena ORARI. Berdasar analisa bahwa sebelum Pesawat Hercules tersebut mendarat sempat tersangkut di Tiang Antena yang membuatx Oleng..
Berikut Pemjelasan melalui MEDIA DETIK.COM,

Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna menyatakan, keberadaan antena radio di lokasi kecelakaan andil menyebabkan kecelakaan Hercules. Harusnya antena itu tidak boleh berdiri di sana.
Antena yang dimaksud merupakan antena radio milik sekolah Bethany. Antena yang dibangun di atas ruko tiga lantai itu tingginya sekitar 35 meter dari permukaan tanah. Nah, menurut Agus seharusnya kawasan itu steril dari material bangunan setinggi itu, dan hal itu juga diatur dalam aturan International Civil Aviation Organization (ICAO).
"Antena ini kalau seusai dengan aturan Annex 14 ICAO, itu harus di luar 15 degrees perpanjangan runway. Nah ini ternyata ternyata kita hitung, di dalam. Dan jaraknya kurang lebih 3.200 meter," kata Agus kepada wartawan di Lanud Soewondo, Medan, Sumatera Utara, Kamis (2/7/2015).
Disebutkan Agus, karena situasi mesin yang mati menyebabkan pesawat tidak bisa naik secara normal. Dalam situasi itu pilot kemudian memutuskan untuk turun, ternyata kemudian menabrak antena itu.

Akibatnya pesawat oleng dan kemudian jatuh dalam posisi terbalik menimpa bangunan yang berada di Jalan Djamin Ginting, Medan. Sekiranya antena itu tidak ada, pilot diyakini masih bisa bermanuver mengatasi masalah mati mesin yang dialaminya.

Sumber : http://news.detik.com/berita/2958611/lokasi-antena-radio-yang-ditabrak-hercules-tak-sesuai-aturan-icao

2 komentar:

  1. JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil investigasi sementara TNI Angkatan Udara, mesin pesawat Hercules C-130 mengalami malafungsi ketika lepas landas dari Pangkalan Udara Soewondo, Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/6/2015). Pesawat jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan.
    Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna mengatakan, setelah lepas landas, salah satu mesin kanan pesawat mengalami malafungsi. Hal itu, kata dia, terlihat dari pesawat yang terbang ke kanan dengan ketinggian yang rendah.
    "Saat after take-off pesawat itu mengalami malfunction. Itu dilihat dari rate of climb pesawat tersebut. Rate of climb tetap rendah, berarti ada malfunction salah satu engine. After take-off karenamalfunction di engine sebelah kanan, (pesawat) cenderung ke kanan. Saat itu pilotnya sudah minta kembali ke pangkalan return to base," kata Agus dalam wawancara dengan Kompas TV, Kamis (2/7/2015).
    Agus mengatakan, setelah satu menit terbang, pesawat Hercules menabrak antena setinggi 100 kaki atau sekitar 30 meter. Agus tak menjelaskan milik siapa dan untuk apa antena itu.

    "Kena antena, buktinya ada dari tujuh tahap antena tinggal dua. Beberapa antena berjatuhan di atas atap rumah atau ruko. Itu kan sebetulnya di ujung runway, seharusnya tidak ada antena setinggi itu," kata Agus.

    Menurut TNI, jumlah korban pesawat Hercules tersebut adalah 122 penumpang. Jumlah itu terdiri dari 12 kru atau awak pesawat dan 110 penumpang. Hingga Kamis pukul 12.10 WIB, sebanyak 63 jenazah korban telah teridentifikasi.
    Sumber : http://nasional.kompas.com/read/2015/07/02/14234731/KSAU.Mesin.Kanan.Malafungsi.Hercules.Tabrak.Antena

    BalasHapus
  2. Antena yang Tertabrak Hercules Tak Sesuai Peraturan
    Fitriana Hapsari menangis di pusara suaminya Kapten Penerbang Sandy Permana di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal Semarang, 2 Juli 2015. Sandy adalah pilot pesawat Hercules C-130 yang mengalami kecelakaan di Medan. TEMPO/Budi Purwanto
    TEMPO.CO, Medan - Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna mengatakan bahwa antena Radio Joy FM yang dihantam pesawat Hercules C-130B sebelum terjatuh menyalahi peraturan keselamatan penerbangan.
    Menurut dia, jika Hercules tak menabrak antena tersebut, cerita kecelakaan yang menewaskan sekitar 144 orang itu bisa berbeda. ”Pilot sudah mengerti apa yang harus dilakukan jika terjadi mal function seandainya tidak menabrak antena,” ujar Agus di Medan, Kamis, 2 Juli 2015.
    Agus melanjutkan, letak antena yang dihantam Hercules berada di 15 derajat landasaan pacu Lanud Soewondo dan berjarak hanya 3.200 meter. "Dalam peraturan keselamatan penerbangan, harus diluar 15 derajat. Hasil penyelidikan kami, antena berada di dalam 15 derajat," tutur Agus.
    Pesawat Hercules C-130 B yang terjatuh Selasa lalu memang sempat menabrak antena Radio Joy FM yang dipasang di Lantai III Sekolah Bethany, Jalan Jamin Ginting, Medan. Lokasi antena ini hanya berjarak sekitar 300 meter dari bangkai pesawat Hercules yang dikemudikan Kapten Shandy Permana.
    Agus menambahkan, karena menabrak antena inilah, posisi pesawat akhirnya miring ke kanan dan sulit untuk kembali naik ke ketinggian aman.
    “Pilot harus menaikan ketinggian dari mencari pendaratan. Namun karena pesawat miring ke kanan karena menabrak antena, pesawat sulit untuk naik," ujar Agus.

    "Kena antena, buktinya ada dari tujuh tahap antena tinggal dua. Beberapa antena berjatuhan di atas atap rumah atau ruko. Itu kan sebetulnya di ujung runway, seharusnya tidak ada antena setinggi itu," kata Agus.

    Menurut TNI, jumlah korban pesawat Hercules tersebut adalah 122 penumpang. Jumlah itu terdiri dari 12 kru atau awak pesawat dan 110 penumpang. Hingga Kamis pukul 12.10 WIB, sebanyak 63 jenazah korban telah teridentifikasi.
    Sumber : http://nasional.tempo.co/read/news/2015/07/02/078680423/antena-yang-tertabrak-hercules-tak-sesuai-peraturan

    BalasHapus