Kamis, 19 Maret 2015

MENGENAL LEBIH DEKAT LONTARA COMMUNITY (2)


Kegunaan POHON LONTAR

Pohon Lontar yang telah menjadi ICON Provinsi Sulawesi Selatan dengan sebutan POHON TALA ini merupakan tumbuhan berbiji satu (Monocotil), tumbuh baik di Daerah Pesisir yang antara lain Kabupaten JENEPONTO. Yang spesifik dari Pohon Tala ini adalah Kemampuan bertahan hidupnya sampai 100 Tahun dengan tinggi pohon dapat mencapai 15 – 25 Meter, daun meruncing berwarna Hijau kala masih muda dan perlahan berubah ke warna Poyih ke Kuning-kuningan saat Kering. Ciri Spesifik inilah sehingga POHON TALA mempunyai banyak KEGUNAAN :
DAUN POHON LONTAR
 Pada Zaman Dahulu Daun Pohon TALA ini sangat berguna sebagai Pengganti KERTAS untuk digunakan menulis NASKAH dan TITAH Raja sehingga kini banyak dikenal dengan nama AKSARA LONTARA. Seiring dengan perkembangan Teknologi dengan ditemukannya KERTAS dengan kualitas tinggi, maka Daun Pohon Lontar telah digunakan sebagai Bahan Pokok pembuatan kerajinan yang berbentuk ANYAMAN yaitu : tikar, bakul, alat musik, kipas, songkok.
BUAH POHON LONTAR
Buahnya dapatlah dimakan saat masih muda daging buahnya kenyal dan rasanya manis hampir mirip kelapa muda (bahan campuran es buah), buah lontar pun kadang diikut sertakan saat pesta pernikahan sebagai pelengkap dari erang-erang bunting. Di sulawesi sendiri (makassar) kita dapat menjumpai buah ini di dijual daerah jeneponto yang sudah kemas dalam kantong plastik. Daging buah yang tua, yang kekuningan dan berserat, dapat dimakan segar ataupun dimasak terlebih dahulu. Cairan kekuningan darinya diambil pula untuk dijadikan campuran penganan atau kue-kue; atau untuk dibuat menjadi selai.
BUNGA POHON LONTAR
Karangan bunganya (terutama tongkol bunga betina) dapat disadap untuk menghasilkan nira lontar (legen). Nira ini dapat diminum langsung sebagai legen (nira) juga dapat dimasak menjadi gula atau difermentasi menjadi tuak, semacam minuman beralkohol. Bunga dari pohon lontar mengeluarkan nira yang dapat diolah menjadi gula (golla tala bahasa:bugis-makassar). Dan dapat diolah menjadi ballo (minuman yang fragmentasi yang mengandung alkohol).
BATANG POHON LONTAR
Batang Kayu dari batang lontar bagian luar bermutu baik, berat, keras dan berwarna kehitaman. Kayu ini kerap digunakan balok/tiang atau papan kerap dipergunakan untuk membuat rumah/jembatan dan alat perabot rumah tangga.orang sebagai bahan bangunan atau untuk membuat perkakas dan barang kerajinan.
(BERSAMBUNG)




MENGENAL LEBIH DEKAT LONTARA COMMUNITY


Apa itu LONTARA..??

Lontara berasal dari kata LONTAR yang mendapat akhiran “A” yang tiada lain dari arti AKSARA. Sehingga LONTARA menjadi AKSARA dalam bahasa BUGIS – MAKASSAR disebut Bahasa AKSARA LONTARA yang sama dengan dengan Bahasa KAWI di JAWA. Kembali ke asal kata LONTAR itu sendiri adalah sejenis Pohon dari rumpun keluarga PALMAE atau Pinang-Pinangan.
Pohon Lontar (Borassus flabellifer) tumbuh di daerah kering. Pohon ini dapat dijumpai di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di Indonesia, Pohon Siwalan tumbuh di Jawa Timur dan Jawa Tengah bagian timur, Madura, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi.
Pohon Siwalan atau Lontar mulai berbuah setelah berusia sekitar 20 tahun dan mampu hidup hingga 100 tahun lebih. Dibeberapa daerah disebut juga sebagai ental atau siwalan (Sunda, Jawa, dan Bali), lonta (Minangkabau), taal (Madura), dun tal (Saksak), jun tal (Sumbawa), tala (Sulawesi Selatan), lontara (Toraja), lontoir (Ambon), manggitu (Sumba) dan tua (Timor). Dalam bahasa inggris disebut sebagai Lontar Palm.
Daun Lontar inilah yang digunakan sebagai MEDIA KOMUNIKASI VERBAL dari para tetua kita lintas kerajaan sebelum ditemukan KERTAS. Daun Lontar (Borassus flabellifer) digunakan sebagai bahan kerajinan seperti kipas, tikar, topi, aneka keranjang, tenunan untuk pakaian dan sasando, alat musik tradisional di Timor. Sedang Tangkai dan pelepah pohon Siwalan (Lontar atau Tal) dapat menhasilkan sejenis serat yang baik. Pada masa silam, serat dari pelepah Lontar cukup banyak digunakan di Sulawesi Selatan untuk menganyam tali atau membuat songkok, semacam tutup kepala setempat.

(BERSAMBUNG)